Wanita karir VS Ibu rumah tangga
Pada zaman dahulu, penilaian perempuan yang baik dan ideal adalah menjadi ibu rumah tangga yang mendedikasikan dirinya penuh untuk suami dan anaknya. Kita bisa lihat nenek kita, yang kebanyakan menjadi ibu rumah tangga dan tentunya berhasil dalam menghantarkan anak-anaknya kegerbang kesuksesan. Namun beda halnya di era zaman sekarang, banyak stigma negatif pada ibu rumah tangga. "Enak ya cuman tidur-tiduran dirumah", "Enak dong kerjaannya main HP terus", "Perempuan di zaman sekarang harus kerja, agar terus berkembang. karna sejatinya manusia akan terus belajar", "ibu adalah pendidikan pertama bagi anaknya, dan kamu harus sekolah lagi" itu kata teman-temanku kebanyakan.
Hmmm, setelah aku pikir-pikir dengan penuh pertimbangan dan juga aku membaca banyak artikel. Apa mungkin bisa membagi waktu dengan cukup ?. Banyak orang-orang perempuan bekerja dan juga menjadi seorang ibu yang tidak mampu membagi waktunya. Anaknya dititipkan ke nenek dan kakeknya, anaknya baru umur 1 tahun sudah disekolahkan, anak baru umur 2 tahun sudah dikursus kan bahasa inggris di EF, dan masih banyak lagi. Aku jadi berpikir keras dan memahami apa artinya "ibu adalah pendidikan pertama bagi anaknya", terkadang manusia sangat pintar berteori namun tidak mampu mengimplementasikannya. Karna mengimplementasikan suatu teori diperlukan adanya energi yang terkuras, konsisten, pantang menyerah, dan mau terus belajar.
Apalagi perkataan temanku "ibu adalah pendidikan pertama bagi anaknya, dan kamu harus sekolah lagikamu harus sekolah lagi", jujur rasanya aku bingung. apa hubungannya lanjut sekolah dengan pendidikan pertama anak adalah ibu ?. Apalagi kalo lanjut sekolahnya itu S2 hukum, S2 manajemen, dll. Ga ada hubungannya sama sekali. Karna pelajaran pertama kali yang akan diserap anak golden age yaitu melihat serta meniru akhlak, perilaku, kebiasaan orangtuamya dirumah. Karna itu yang akan membentuk kepribadian mereka.
Dan disini aku juga sama sekali ga bermaksud memberikan stigma bahwa wanita karir tidak lebih baik daripada ibu rumah tangga. Karna dua duanya adalah suatu hal yang berbeda dan tidak bisa dibandingkan. Karna menjadi ibu tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu apapun. Kita sama sama perempuan, seharusnya mensuport satu sama lain. Bukan membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Disini aku hanya melihat realita dan fenomena yang sedang terjadi di zaman sekarang.
Apabila ada wanita karir yang mampu membagi waktunya dengan sangat baik untuk pekerjaannya, suami serta anaknya. Aku angkat topi untuk kalian. Karna aku gabisa kebayang bagaimana rasanya capek pulang kantor harus mengajari anaknya tiap malam, melayani suaminya. Kalo aku sih jujur aku ga mampu. Maka dari itu memutuskan memilih menjadi ibu rumah tangga, dan aku juga takut menyesal kehilangan banyak waktu bersama anakku kelak.
Dan sekarang pertanyaan yang mengganjal di pikiranku, bagaimana menjadi ibu rumah tangga yang terus berkembang dan tidak menghilangkan intelektualitas ? mari kita berdiskusi yuk :)
Komentar
Posting Komentar